·
Batasan nilai densitas biodiesel = 860 – 900
kg/m3
·
Nilai densitas mempengaruhi nilai pembakaran (heating
value) dan konsumsi bahan bakar
·
Nilai densitas berbanding terbalik dengan
panjang rantai dan berbanding lurus dengan jumlah ikatan rangkap
·
Prosedur pengujian : Glass hydrometer/EN ISO
3675 atau oscillating U-tube/EN ISO 12185
2. Viskositas kinematik
·
Batasan
nilai viskositas kinematik = 3,50 – 5,00 mm2/s pada 40 oC
·
Viskositas
kinematik berpengaruh terhadap atomisasi bahan bakar, kesempurnaan pembakaran,
injeksi bahan bakar, dan umum digunakan sebagai indikator kualitas biodiesel
selama penyimpanan
·
Nilai
viskositas kinematik dipengaruhi oleh panjang rantai asam lemak dan alkohol,
jumlah ikatan rangkap, dan kandungan kontaminan
·
Prosedur
pengujian : Glass capillary viscosimeter/EN ISO 3104 dan dynamic viscosity
3. Flash Point
·
Ukuran
daya pembakaran bahan bakar dan parameter risiko bahan bakar selama
transportasi dan penyimpanan
·
Nilai flash point maksimum : ≥ 120 oC
·
Prosedur pengujian : EN ISO 3679
4. Kandungan Sulfur
·
Kandungan
sulfur maksimum : 10 ppm
·
Sulfur
berkaitan erat dengan dampak negatif terhadap lingkungan, efisiensi dan umur
pakai katalitik oksidasi converter, daya lumas bahan bakar, dan kekuatan pompa
injeksi
·
Prosedur
pengujian : Ultraviolet fluoresence spectrometry/EN ISO 20846 atau
wavelength-dispersive X-ray fluorescence spectrometry/EN ISO 20884
5. Conradson carbon residue
·
Nilai
maksimum residu karbon = 0,30 %(m/m)
·
Karbon akan membentuk deposit pada ujung
injektor dan bagian dalam camber pembakaran serta berpengaruh terhadap
pembentukan polimer
·
Prosedur pengujian : distilasi/ASTM D 1160,
ISO 6615
6. Bilangan Setana
·
Bilangan
setana minimum : 51
·
Bilangan
setana berkaitan erat dengan nyala bahan bakar, waktu antara injeksi bahan
bakar dan pembakaran, dan emisi yang dihasilkan
·
Bilangan
setana ester asam lemak meningkat dengan meningkatnya rantai karbon dan jumlah
group ester.
·
Prosedur
pengujian : Engine test (EN ISO 5165), Cetane index (CI)
7. Kadar Debu
·
Nilai
maksimum = 0,02 %(m/m)
·
Komponen
ini dapat mengalami oksidasi selama proses pembakaran membentuk debu dan dapat
membentuk deposit dalam mesin
·
Prosedur
pengujian : ISO 3987
8. Kadar Air
·
Kadar
air maksimum adalah 500 ppm
·
Air
dapat meningkatkan pertumbuhan mikroorganisme dan dapat menyebabkan sumbatan
filter dan aliran bahan bakar pada mesin. Air berasosiasi dengan reaksi
hidrolisis ester asam lemak membentuk asam lemak bebas dan dapat menyebabkan
penyumbatan pada filter dan korosi logam kromium dan seng pada injektor. Air
mempersulit proses pencampuran biodiesel dengan diesel.
·
Prosedur
pengujian : Titrasi menggunakan Karl Fischer titration apparatus (EN ISO 12937)
9. Total Kontaminan
·
Total
kontaminan didefinisikan sebagai komponen tidak larut yang tertahan setelah
proses penyaringan. Co. sabun dan sedimen
·
Batas
total kontaminan ≤ 24 ppm
·
Kontaminan
dapat menyebabkan penyumbatan pada filter dan pompa injeksi
10. Copper strip corrosion
·
Kecenderungan
biodiesel untuk menyebabkan korosi pada logam tembaga, seng, dan perunggu dalam
mesin dan tangki penyimpanan ditentukan oleh nilai Copper strip corrosion
·
Prosedur
pengujian : EN ISO 2160
11. Stabilitas Bahan Bakar
1) Stabilitas
oksidasi : stabilitas terhadap pengaruh oksigen dan udara; 2) Stabilitas
panas : pengaruh suhu pada kondisi ada oksigen; 3) Stabilitas
penyimpanan : pengaruh lama dan kondisi penyimpanan.
Prosedur
pengujian : 1) Stabilitas oksidasi : Rancimat procedure EN 14112, Ol
stability index – AOCS, pressurized – differential scanning calorimetry; 2) Stabilitas
panas : -; 3) Stabilitas
penyimpanan : HPLC
12. Karakteristik Bahan Bakar pada Suhu Rendah
1) Cloud
point : suhu dimana bahan bakar mulai membentuk kristal ketika didinginkan,
2) Pour point : suhu terendah ketika bahan bakar didinginkan, bahan
bakar masih dapat mempertahankan bentuk caira-nya, 3) Cold – filter plugging
point (CFPP) : kemampuan bahan bakar tersaring pada suhu ambien, 4) Low-temperatur
flow test (LTFT) : sama dengan CFPP, dan 5) Crystallization onset
temperature (Tco) : suhu paling rendah dimana bahan bakar secara utuh masih
berbentuk cairan
Prosedur
pengujian : 1) Cloud point : EN 23015, 2) Pour point : ASTM D 97,
3) Cold – filter plugging point (CFPP) : EN 116, Low-temperatur flow test
(LTFT) : ASTM D 4539 dan 4) Crystallization
onset temperature (Tco) : melting curve
13. Karakteristik Destilasi
Karakteristik destilasi mempengaruhi operasi
mesin dan emisi yang dihasilkan
14. Heating value dan konsumsi spesifik bahan
bakar
·
Heating
value penting bagi bahan bakar yang dipanaskan
·
Heating
value dipengaruhi oleh panjang rantai, jenis ikatan, dan kandungan oksigen
·
Prosedur
pengujian : EN 14213
15. Daya Lumas
·
Bahan
bakar yang digunakan pada sistem injeksi modern memerlukan daya lumas minimal
untuk mencegah penggunaan berlebih pompa diesel dan injector
·
Prosedur
pengujian : High-frequency reciprocating rig (HFRR) test/EN ISO 12156-1
16. Kandungan Bahan Tidak Tersabunkan
·
Jenis
bahan tidak tersabunkan : steroid, terpen, hidrokarbon, dan fattyalkohol
·
Bahan
tidak tersabunkan berpengaruh terhadap jumlah alkil ester asam lemak,
stabilitas bahan bakar, pembentukan deposit dalam mesin, dan boilling point
bahan bakar.
·
Prosedur
pengujian : Titrasi, GC, dan HPLC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar