Selasa, 12 Januari 2016

PARAMETER – PARAMETER UNTUK APLIKASI BIODIESEL DAN BAHAN BAKAR FOSIL


1. Densitas
·          Batasan nilai densitas biodiesel = 860 – 900 kg/m3
·          Nilai densitas mempengaruhi nilai pembakaran (heating value) dan konsumsi bahan bakar
·          Nilai densitas berbanding terbalik dengan panjang rantai dan berbanding lurus dengan jumlah ikatan rangkap
·          Prosedur pengujian : Glass hydrometer/EN ISO 3675 atau oscillating U-tube/EN ISO 12185

2. Viskositas kinematik
·         Batasan nilai viskositas kinematik = 3,50 – 5,00 mm2/s pada 40 oC
·         Viskositas kinematik berpengaruh terhadap atomisasi bahan bakar, kesempurnaan pembakaran, injeksi bahan bakar, dan umum digunakan sebagai indikator kualitas biodiesel selama penyimpanan
·         Nilai viskositas kinematik dipengaruhi oleh panjang rantai asam lemak dan alkohol, jumlah ikatan rangkap, dan kandungan kontaminan
·         Prosedur pengujian : Glass capillary viscosimeter/EN ISO 3104 dan dynamic viscosity
3. Flash Point
·         Ukuran daya pembakaran bahan bakar dan parameter risiko bahan bakar selama transportasi dan penyimpanan
·          Nilai flash point maksimum : ≥ 120 oC
·          Prosedur pengujian : EN ISO 3679
4. Kandungan Sulfur
·         Kandungan sulfur maksimum : 10 ppm
·         Sulfur berkaitan erat dengan dampak negatif terhadap lingkungan, efisiensi dan umur pakai katalitik oksidasi converter, daya lumas bahan bakar, dan kekuatan pompa injeksi
·         Prosedur pengujian : Ultraviolet fluoresence spectrometry/EN ISO 20846 atau wavelength-dispersive X-ray fluorescence spectrometry/EN ISO 20884
5. Conradson carbon residue
·         Nilai maksimum residu karbon = 0,30 %(m/m)
·          Karbon akan membentuk deposit pada ujung injektor dan bagian dalam camber pembakaran serta berpengaruh terhadap pembentukan polimer
·          Prosedur pengujian : distilasi/ASTM D 1160, ISO 6615
6. Bilangan Setana
·         Bilangan setana minimum : 51
·         Bilangan setana berkaitan erat dengan nyala bahan bakar, waktu antara injeksi bahan bakar dan pembakaran, dan emisi yang dihasilkan
·         Bilangan setana ester asam lemak meningkat dengan meningkatnya rantai karbon dan jumlah group ester.
·         Prosedur pengujian : Engine test (EN ISO 5165), Cetane index (CI)
7. Kadar Debu
·         Nilai maksimum = 0,02 %(m/m)
·         Komponen ini dapat mengalami oksidasi selama proses pembakaran membentuk debu dan dapat membentuk deposit dalam mesin
·         Prosedur pengujian : ISO 3987
8. Kadar Air
·         Kadar air maksimum adalah 500 ppm
·         Air dapat meningkatkan pertumbuhan mikroorganisme dan dapat menyebabkan sumbatan filter dan aliran bahan bakar pada mesin. Air berasosiasi dengan reaksi hidrolisis ester asam lemak membentuk asam lemak bebas dan dapat menyebabkan penyumbatan pada filter dan korosi logam kromium dan seng pada injektor. Air mempersulit proses pencampuran biodiesel dengan diesel.
·         Prosedur pengujian : Titrasi menggunakan Karl Fischer titration apparatus (EN ISO 12937)
9. Total Kontaminan
·         Total kontaminan didefinisikan sebagai komponen tidak larut yang tertahan setelah proses penyaringan. Co. sabun dan sedimen
·         Batas total kontaminan ≤ 24 ppm
·         Kontaminan dapat menyebabkan penyumbatan pada filter dan pompa injeksi
10. Copper strip corrosion
·         Kecenderungan biodiesel untuk menyebabkan korosi pada logam tembaga, seng, dan perunggu dalam mesin dan tangki penyimpanan ditentukan oleh nilai Copper strip corrosion
·         Prosedur pengujian : EN ISO 2160
11. Stabilitas Bahan Bakar
 1) Stabilitas oksidasi : stabilitas terhadap pengaruh oksigen dan udara; 2) Stabilitas panas : pengaruh suhu pada kondisi ada oksigen; 3) Stabilitas penyimpanan : pengaruh lama dan kondisi penyimpanan.
 Prosedur pengujian : 1) Stabilitas oksidasi : Rancimat procedure EN 14112, Ol stability index – AOCS, pressurized – differential scanning calorimetry; 2) Stabilitas panas : -;  3) Stabilitas penyimpanan : HPLC
12. Karakteristik Bahan Bakar pada Suhu Rendah
 1) Cloud point : suhu dimana bahan bakar mulai membentuk kristal ketika didinginkan, 2) Pour point : suhu terendah ketika bahan bakar didinginkan, bahan bakar masih dapat mempertahankan bentuk caira-nya, 3) Cold – filter plugging point (CFPP) : kemampuan bahan bakar tersaring pada suhu ambien, 4) Low-temperatur flow test (LTFT) : sama dengan CFPP, dan 5) Crystallization onset temperature (Tco) : suhu paling rendah dimana bahan bakar secara utuh masih berbentuk cairan
 Prosedur pengujian : 1) Cloud point : EN 23015, 2) Pour point : ASTM D 97, 3) Cold – filter plugging point (CFPP) : EN 116, Low-temperatur flow test (LTFT) : ASTM D 4539 dan  4) Crystallization onset temperature (Tco) : melting curve
13. Karakteristik Destilasi
 Karakteristik destilasi mempengaruhi operasi mesin dan emisi yang dihasilkan
14. Heating value dan konsumsi spesifik bahan bakar
·         Heating value penting bagi bahan bakar yang dipanaskan
·         Heating value dipengaruhi oleh panjang rantai, jenis ikatan, dan kandungan oksigen
·         Prosedur pengujian : EN 14213
15. Daya Lumas
·         Bahan bakar yang digunakan pada sistem injeksi modern memerlukan daya lumas minimal untuk mencegah penggunaan berlebih pompa diesel dan injector
·         Prosedur pengujian : High-frequency reciprocating rig (HFRR) test/EN ISO 12156-1
16. Kandungan Bahan Tidak Tersabunkan
·         Jenis bahan tidak tersabunkan : steroid, terpen, hidrokarbon, dan fattyalkohol
·         Bahan tidak tersabunkan berpengaruh terhadap jumlah alkil ester asam lemak, stabilitas bahan bakar, pembentukan deposit dalam mesin, dan boilling point bahan bakar.
·         Prosedur pengujian : Titrasi, GC, dan HPLC



Tidak ada komentar:

Posting Komentar