Senin, 11 Januari 2016

PARAMETER – PARAMETER KUALITAS BIODIESEL UNTUK BAHAN BAKAR

1.    Kandungan Ester
o> Kandungan minimum adalah 96,5 % (m/m)
o> Paramter ini penting untuk menjaga kemurnian biodiesel
o> Prosedur pengujian : GC, kromatografi lapis tipis, nilai viskositas, 1H nuclear magnetic resonance spectroscopy, near-infrared spectroscopy, Fourier-transformed mid-infrared spectroscopy (FTIR), dan bilangan ester.
2.  Gliserol Bebas
o> Kadar gliserol bebas maksimum adalah 0,02 % (m/m)
o> Kadar gliserol merupakan parameter utama kualitas biodiesel
o> Kadar gliserol bebas dipengaruhi oleh proses produksi biodiesel
o> Gliserol bebas merupakan hasil hidrolisis mono-, di-, dan trigliserida selama penyimpanan
o> Gliserol bebas merupakan senyawa polar dan dalam biodiesel akan berikatan dengan senyawa polar lainnya seperti air, monogliserida, sabun yang dapat menyebabkan kerusakan pada mensin injeksi
o> Kandungan group vicinal hydroxy dalam gliserol menyebabkan korosi pada logan bukan besi (khususnya tembaga dan seng)
o> Deposit gliserol dalam filter meningkatkan emisi aldehid
o> Prosedur pengujian : GC, Ekstraksi pelarut, Enzymatic conversion, (High-performance liquid chromatography).
3.  Mono-, di-, trigliserida, dan total gliserol
o> Kadar maksimum mono-, di-, trigliserida, dan total gliserol adalah ≤ 0,08%, ≤ 0,2% (m/m), ≤ 0,2 % (m/m), dan ≤ 0,25 % (m/m)
o> Kadar dipengaruhi oleh kondisi proses produksi biodiesel
o> Prosedur pengujian : GC/EN 14105 (kecuali untuk minyak dari asam laurat), kromatografi lapis tipis, HPLC, gel-permeation chromatography, dan reversed-phase HPLC
4. Metanol
o> Kadar maksimum ≤ 0,20 % (m/m)
o> Kadar metanol menurunkan nilai flash point dan berisiko terhadap penyimpanan dan transportasi biodiesel
o> Prosedur pengujian : GC/EN 14110 dan NIR
5. Bilangan Iod
o> Kadar maksimum ≤ 120 (g I2/100g))
o> Ikatan rangkan cenderung untuk terpolimerisasi dan membentuk deposit pada nozel injektor, cicin piston, dan galur – galur pada cicin piston ketika dipanaskan, menurunkan stabilitas oksidasi, menstimulasi degradasi beberapa produk, menstimulasi pembentukan senyawa dengan BM tinggi yang dapat menurunkan kualitas pelumasan biodiesel.
o> Bilangan iod mempunyai hubungan terbalik dengan viskositas dan bilangan setana.
o> Prosedur pengujian : Metode titrasi dengan reagen Wijs/EN 14214, GC/EN 14103
6. Bilangan Asam
o> Kadar maksimum ≤ 0,5 mg KOH/g
o> Dihasilkan pada proses transesterifikasi dengan asam mineral atau hasil kerja asam terhadap sabun menghasilkan asam lemak bebas
o> Biodiesel dengan keasaman tinggi menyebabkan korosi dan pembentukan deposit dalam mesin
o> Prosedur pengujian : Titrasi/EN 14214
7. Kandungan Pospor
o> Kadar maksimum ≤  10 mg/kg
o> Pospor dikarenakan adanya phospolipid dalam bahan baku, penggunaan asam pospat pada produksi biodiesel atau ditambahkan untuk mendekomposisi sabun
o> Prosedur pengujian : Inductively coupled argon plasma emission spectrometry/EN 14214, ASTM D 3231
8. Kandungan Alkali
o> Kadar maksimum ≤ 5 ppm
o> Dihasilkan pada proses transesterifikasi
o> Prosedur pengujian :
      - Kadar Natrium dan Kalium :
Flame atomic absorption spectrometry  pada panjang gelombang 589 nm dan 766,5 nm
      - Kadar magnesium dan Kalsium :
Inductively coupled plasma optical emission spectrometry

Tidak ada komentar:

Posting Komentar