1. Kandungan Ester
o>
Kandungan minimum adalah 96,5 % (m/m)
o>
Paramter ini penting untuk menjaga kemurnian biodiesel
o>
Prosedur pengujian : GC, kromatografi lapis tipis, nilai viskositas, 1H
nuclear magnetic resonance spectroscopy, near-infrared spectroscopy,
Fourier-transformed mid-infrared spectroscopy (FTIR), dan bilangan ester.
2. Gliserol Bebas
o> Kadar
gliserol bebas maksimum adalah 0,02 % (m/m)
o> Kadar
gliserol merupakan parameter utama kualitas biodiesel
o> Kadar
gliserol bebas dipengaruhi oleh proses produksi biodiesel
o>
Gliserol bebas merupakan hasil hidrolisis mono-, di-, dan trigliserida selama
penyimpanan
o>
Gliserol bebas merupakan senyawa polar dan dalam biodiesel akan berikatan
dengan senyawa polar lainnya seperti air, monogliserida, sabun yang dapat
menyebabkan kerusakan pada mensin injeksi
o>
Kandungan group vicinal hydroxy dalam gliserol menyebabkan korosi pada logan
bukan besi (khususnya tembaga dan seng)
o>
Deposit gliserol dalam filter meningkatkan emisi aldehid
o>
Prosedur pengujian : GC, Ekstraksi pelarut, Enzymatic conversion,
(High-performance liquid chromatography).
3. Mono-, di-, trigliserida, dan total gliserol
o> Kadar
maksimum mono-, di-, trigliserida, dan total gliserol adalah ≤ 0,08%, ≤
0,2% (m/m), ≤ 0,2 % (m/m), dan ≤ 0,25 % (m/m)
o> Kadar
dipengaruhi oleh kondisi proses produksi biodiesel
o>
Prosedur pengujian : GC/EN 14105 (kecuali untuk minyak dari asam laurat),
kromatografi lapis tipis, HPLC, gel-permeation chromatography, dan
reversed-phase HPLC
4.
Metanol
o> Kadar
maksimum ≤ 0,20 % (m/m)
o> Kadar
metanol menurunkan nilai flash point dan berisiko terhadap penyimpanan dan
transportasi biodiesel
o>
Prosedur pengujian : GC/EN 14110 dan NIR
5. Bilangan Iod
o> Kadar
maksimum ≤ 120 (g I2/100g))
o>
Ikatan rangkan cenderung untuk terpolimerisasi dan membentuk deposit pada nozel
injektor, cicin piston, dan galur – galur pada cicin piston ketika dipanaskan,
menurunkan stabilitas oksidasi, menstimulasi degradasi beberapa produk,
menstimulasi pembentukan senyawa dengan BM tinggi yang dapat menurunkan
kualitas pelumasan biodiesel.
o>
Bilangan iod mempunyai hubungan terbalik dengan viskositas dan bilangan setana.
o>
Prosedur pengujian : Metode titrasi dengan reagen Wijs/EN 14214, GC/EN 14103
6.
Bilangan Asam
o> Kadar
maksimum ≤ 0,5 mg KOH/g
o>
Dihasilkan pada proses transesterifikasi dengan asam mineral atau hasil kerja
asam terhadap sabun menghasilkan asam lemak bebas
o>
Biodiesel dengan keasaman tinggi menyebabkan korosi dan pembentukan deposit
dalam mesin
o>
Prosedur pengujian : Titrasi/EN 14214
7.
Kandungan Pospor
o> Kadar
maksimum ≤ 10 mg/kg
o>
Pospor dikarenakan adanya phospolipid dalam bahan baku, penggunaan asam pospat
pada produksi biodiesel atau ditambahkan untuk mendekomposisi sabun
o>
Prosedur pengujian : Inductively coupled argon plasma emission spectrometry/EN
14214, ASTM D 3231
8.
Kandungan Alkali
o> Kadar
maksimum ≤ 5 ppm
o>
Dihasilkan pada proses transesterifikasi
o>
Prosedur pengujian :
- Kadar Natrium dan Kalium :
Flame atomic absorption
spectrometry pada panjang gelombang 589
nm dan 766,5 nm
- Kadar magnesium dan Kalsium
:
Inductively coupled plasma optical
emission spectrometry
Tidak ada komentar:
Posting Komentar