Rabu, 20 Januari 2016
Proses Pengolahan Getah Pinus
GETAH PINUS.
Getah
Pinus sebagai bahan baku untuk produksi Gondorukem & Terpentin, dihasilkan
dari hasil penyadapan pohon Pinus Merkusii.Getah pinus,merupakan bahan baku
pembuatan minyak gondorukem dan terpentin.Mutu getah pinus ditentukan oleh
kadar kotoran dan warnanya.Warna getah yang putih adalah warna yang baik,dan
merupakan getah pinus dengan Mutu A.Sedangkan warna yang lebih tua merupakan
Mutu B.Warna getah yang lebih tua dikarenakan getah pinus mengandung banyak
kotoran.
Di
Indonesia,telah dibuat standarisasi mengenai mutu getah pinus yang di
kelompokkan sebagai berikut:
Grade 1 :X
(Rex)
Grade 2 :WW
(White Water)
Grade 3 :WG
(Window Glass )
Grade 4 :N
(Nancy).
Warna
getah pinus disebut dengan X (Rex) untuk warna yang paling jernih, kemudian WW
(Water White) untuk warna yang beningnya seperti air dan WG (Window Glass)
untuk warna yang bening seperti kaca jendela dan N (Nancy) untuk warna Kuning
kecoklat-coklatan, dan M dan seterusnya untuk warna yang lebih gelap. Softening
point, adalah komponen mengenai kekerasannya yang ditunjukkan dengan derajat
Celcius (°C).
I.
PROSES PENGOLAHAN GETAH PINUS MENJADI MINYAK GONDORUKEM
dan TERPENTIN.
Kegunaan
Gondorukem yang selama ini dikenal awam adalah sebagai bahan proses pembuatan
batik dan bahan untuk melekatkan patri atau solder. Namun kenyataannya
gondorukem mempunyai kegunaan lain yang bernilai ekonomis tinggi yaitu : Untuk
pelapis kertas, bahan additive, tinta printing, industri ban, isolasi alat
elektronik, cat, vernis, plastik, sabun. semir sepatu, keramik. lem dan lain
lain.Proses pengolahan getah menjadi gondorukem pada umumnya meliputi 2
tahapan,yaitu Pemurnian getah pinus dari kotoran-kotoran,dan pemisahan
terpentin dari minyak gondorukem melalui proses distilasi/penguapan.Dalam
proses pemurnian getah pinus,terdiri dari beberapa tahapan,yaitu:
1.Penerimaan
dan pengujian bahan baku (getah pinus).
2.Pengenceran
getah pinus.
Proses
pengenceran getah pinus dilakukan dengan bantuan terpentin.Dalam proses
pengenceran getah dengan penambahan beberapa liter terpentin sesuai dengan
kondisi getah yang akan diproses. Pengenceran getah ini dimaksudkan untuk
memudahkan pemisahan kotoran dari getah maupun memudahkan didalam pemindahan
dan penyaringannya. Setelah mencapai kondisi pengenceran yang diinginkan
maka larutan getah didiamkan/diendapkan beberapa menit untuk memberikan
kesempatan terjadinya endapan kotoran dan air turun kebawah, setelah itu
dilakukan pembuangan dan penyaringan
3.Pencucian
dan penyaringan getah pinus.
Proses
pencucian dan penyaringan getah pinus dapat dilakukan dengan
pengendapan,ataupun penyaringan.
4.Pemanasan/pemasakan
getah pinus.
Proses
ini adalah tahapan untuk tujuan pemisahan minyak gondorukem dan
terpentin.Proses ini dapat dilakukan dengan 2 cara,yaitu pemanasan
langsung,dan/ataupun pemanasan tidak langsung (dengan menggunakan
uap). Dari hasil akhir proses pada tangki pemurnian dapat diketahui hasil
gondorukem dan terpentin yang baik atau tidak. Pada proses tangki pemurnian ini
pula sangat ditentukan perlakuan yang cermat dan trampil, karena meskipun dari
hasil proses pencucian berhasil sempurna namun tanpa ada dukungan dari proses
pemasakan yang baik maka hasil dari gondorukem pun jadi bermutu rendah,
misalnya titik lunak terlalu rendah, browning/hangus, atau berkristal.Pada
proses pemasakan yang perlu diperhatikan antara lain adalah,pemanasan harus
bertahap,tekanan vakum,tekanan uap dari uap penekan (open steam) tidak terlalu
besar,suhu pemanasan,dan suhu peludangan (canning).
5.Pengujian
dan pengemasan hasil olahan getah pinus (minyak gondorukem dan terpentin).
II.
MANFAAT GETAH PINUS
Pohon
pinus yang biasa kita lihat didaerah pegunungan ternyata menghasilkan getah
yang sangat berguna untuk kita,hasil dari getah pinus itu bisa menghasilkan
minyak terpentin yang mengandung senyawa terpene yaitu salah satu isomer
hidrokarbon tak jenuh dari C10 H163
terutama monoterpene alfa-pinene dan beta-pinene, terpentin biasanya
digunakan sebagai pelarut untuk mengencerkan cat minyak,bahan campuran vernis
yang biasa kita gunakan untuk mengkilapkan permukaan kayu dan bisa untuk bahan
baku kimia lainnya.
Aroma
terpentin harum seperti minyak kayu putih, karena keharumannya itu terpentin
bisa digunakan untuk bahan pewangi lantai atau pembunuh kuman yang biasa kita beli, tapi ada lagi kegunaan
lain dari terpentin sebagai bahan baku pembuat parfum, minyak esensial dari
getah pinus ini diekstrak sehingga bisa menghasilkan terpinol yaitu
alfa-terpinol merupakan salah satu dari 3 jenis alkohol isomer beraroma harum.
Terpineol bisa bermanfaat untuk kesehatan yaitu untuk relaksasi bila digunakan sebagai bahan campuran minyak
pijat.Aromanya yang harum dijadikan minyak pijat aromaterapi karena saat
dioleskan kekulit akan terasa relaksasinya bila digunakan dengan dosis sesuai
aturan.
Bisa
digunakan juga untuk bahan makanan tapi bukan dalam bentuk getahnya melainkan
dari gum rosin yang telah diesterfikasi dengan gliserol dibawah atmosfir
nitrogen menjadi gum rosin ester, salah satu bahan tambahan pembuatan permen
karet sehingga menjadi kenyal dan lentur. Aman untuk dikonsumsi karena sudah
diuji oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat jadi Anda tidak
perlu khawatir memakan permen karetnya.
Gondorukem
didapat dari hasil pengolahan getah pinus,bersifat rapuh,bening,mempunyai titik
leleh rendah dan bau khas terpentin serta tidak larut dalam air.
Manfaat
gondorukem adalah :
1. Industri
Batik : bahan penyampur lilin batik sehingga diperoleh malam.kebutuhn kira-kira
2.500 ton/thn
2. Industri
kertas : bahan pengisi dalam pembuatan kertas.kebutuhan kira-kira 0,5 % dari produksi
kertas atau 2.000 ton/thn
3. Industri
sabun : sebagai campuran kira-kira 5-10% dari berat sabun.
4. Pembuatan
Vernish,tinta,bahan isolasi listrik,korek api,lem,industry kulit dan
lalin-lain.
Di
luar negeri manfaat lain gondorukem dan derivatnya digunakan untuk membuat
resin sintetis,plastic,lem,aspal,bahan pliitur,lak sintetis,industry
sepatu,galangan kapal,dll.
III.
PASAR DAN PELUANG AGRIBISNIS
Gondorukem
yang merupakan hasil destilasi getah pinus menguasai 5 persen pasar dunia.
Gondorukem terbaik di dunia itu ada di Indonesia hanya saja kapasitasnya
(produksi) tidak sebanyak China. Getah pinus sebagai bahan baku dari gondorukem
itu menjadi produk non-kayu Perhutani Jawa Barat dan Banten yang paling
potensial untuk dikembangkan. Dari sepertiga hutan produksi yang dikuasi
perhutani di Jawa Barat dan Banten, 40 persennya adalah tanaman pinus. Sebaran
pohon pinus hampir di seluruh Jawa Barat keculai Indramayu. Daur hidupnya
tanaman itu rata-rata 40 tahunan.
Gondorukem
produksi Indonesia yang semuanya dihasilkan Perhutani harganya tertinggi di
dunia karena kualitasnya. Gondorukem produksi Perhutani itu kini di ekspor ke
Amerika dan Eropa. Harganya di pasaran saat ini mencapai 900 dollar AS per ton.
Perhutani
Unit III Jawa Barat-Banten memproyeksikan produksi kayu tahun ini seluruhnya
mencapai 300 ribu meter kubik. Realisasi hingga pertengahan November ini
mencapai 309 ribu meter kubik. Target produksi kayu pada 2010 diharapkan
mempertahankan angka yang sama. Kendati fluktuasi produksi kayu karena luas
lahan tebang yang berbeda-beda bisa mencapai 10 persenan.
Getah
pinus adalah bahan baku yang digunakan dalam pembuatan gondorukem dan
terpentin, yang merupakan salah satu komoditas hasil hutan bukan kayu andalan
Perhutani. Tiap tahun Perhutani bisa memproduksi 60.000 – 80.000 ton gondorukem
yang seluruhnya ditujukan bagi pasar ekspor. Volume produksi gondorukem
Indonesia yang diperdagangkan setiap tahun sekitar 60.000 ton, yang terdiri
dari 80% untuk ekspor dan 20% lagi untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik.
Indonesia
menjadi negara produsen terbesar ketiga setelah China dan Brasil, yang
memberikan kontribusi 8% lebih terhadap produksi gondorukem dunia. Potensi hutan
pinus Indonesia sebenarnya hampir setara dengan Cina, namun volume produksinya
jauh di bawah negara itu. Di Indonesia, produk gondorukem hampir seluruhnya
berasal dari hutan pinus di Jawa. Areal hutan pinus di Jawa yang diperuntukkan
sebagai penghasil getah pada awalnya seluas 476.000 hektare (ha), dan yang
benar-benar ditumbuhi pohon pinus sekitar 208.834 ha. Namun, tanaman pinus yang
disadap untuk diambil getahnya baru sekitar 145.000 ha.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Thanks min... Bermanfaat sekali untuk tugasku
BalasHapusOke sama2 semoga membantu :)
BalasHapus